banner 728x90

Astathi Kembali Gelar Kontes Tanaman Hias Di Puncak Bogor

Peserta kontes Tanaman Hias yang di gelar Astathi bulan sebelumnya, di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Foto : dok

EXPOSE.NET, BOGOR Para Pecinta Tanaman Hias yang tergabung dalam Asosiasi Pecinta Tanaman Hias Indonesia ( Astathi ), kembali menggelar acara Silaturahmi dan Kontes Tanaman Hias di Cisarua pada hari ini , Rabu, 30/03. Acara ini rutin dilakukan 3 bulan sekali.

Acara yang sudah berjalan sejak pertengahan 2020 ini memberikan ruang bagi para pecinta tanaman hias untuk menampilkan tanaman hasil rawatannya guna diadu keindahannya di arena kontes.

Ketua panitia, Sunyoto , mengatakan, acara ini rutin di gelar dengan tujuan agar Kontes Tanaman Hias menjadi hal yang bisa di ikuti oleh semua kalangan dan semua jenis tanaman.

” Kontes Tanaman Hias harus bisa di ikuti oleh semua kalangan dan memberi ruang untuk semua jenis tanaman dengan teknis yang mudah dan sederhana. Petani, pedagang maupun pecinta tanaman hias harus mulai mencetak tanaman dengan performan yang bagus, agar layak tampil di acara kontes, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga tanaman tersebut” ungkapnya.

Menurut Sunyoto, kontes tanaman harus dilihat pada tanaman yang di tampilkan , bukan melihat pemiliknya ataupun harganya yang mahal.
” Kadang kita masih terjebak bahwa kontes itu suatu kegiatan yang eklusive, sehingga masyarakat kecil hanya sebagai penonton, dan tidak percaya diri untuk ikut kontes, karena pesertanya orang – orang besar dan tanamanya mahal – mahal. Ruang ini yang kita buka, agar Kontes Tanaman Hias bisa menjadi ajang bagi masyarakat umum untuk berani tampil. Tanaman tidak harus mahal, yang penting sesuai kriteria syarat yang kita tentukan. Dan penilaian juri berdasar pada tanaman yang di atas meja, bukan pada pemilik tanaman maupun harga Tanamanya ” papar Sunyoto kepada media.

BACA JUGA :  Polisi Gagalkan Transaksi Obat Keras Terbatas di Kecamatan Lengkong Sukabumi

Kriteria penilaian juri yang di adopsi Astathi meliputi Performan, Kesehatan Dan Karakter/kelangkaan. ” Performan atau penampilan kami kasih nilai tertinggi karena disanalah jerih payah petani dalam merawat tanamannya terlihat. Dari mulai roset daunnya, Jarak daun, keserasian Tanaman Dan pot, Dan lain-lain. Sementara Kesehatan meliputi, bebas hama penyakit, bersih dari debu, tidak Luka, tidak sobek dan tidak layu. Sedangkan karakter/kelangkaan meliputi karakter daun, Corak warna, ketebalan daun dan kelangkaan di pasaran”.

Sementara itu kategori kelas yang di pertandingkan adalah, Anthurium Mix, Anthurium Kuping Gajah, Philodendron Mix, Aglonema Tunggal dan Rumpun, Syngonium, Caladium, Sansievira dan Mix.

Dari gelaran rutin yang sudah di jalankan Selama hampir 2 tahun ini, mampu menarik perhatian para pemula dan pemain baru. ” Dari acara yang kita gelar rutin ini telah melahirkan banyak pemain tanaman hias baru yang dalam penguasaan pasarnya bisa mengalahkan yang sudah senior. Dan itu di dominasi oleh anak – anak muda. Mereka lebih menguasai dunia Medsos dan komunikasi marketingnya lebih diterima oleh masyarakat di bandingkan pemain lama yang kurang komunikatif di Medsos” jelas Sunyoto.

BACA JUGA :  Ciptakan Kamseltibcar Lantas, Ditlantas Polda Banten Gelar Personel Pengaturan Lalin Pagi

Peserta kontes selama ini berasal dari wilayah Bogor Raya yang meliputi, Kota Bogor, Depok, Dan Kabupaten Bogor. Bahkan beberapa Kali acara, peserta dari Sukabumi dan Jakarta juga ada.
Acara yang dibarengi dengan Cucurag jelang bulan Ramadhan kali ini digelar di Villa Alam Hegar, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua.

Sunyoto menambahkan ” Saya berharap, kontes Tanaman Hias bisa di lakukan minimal sebulan sekali, dengan melibatkan stake holder setempat. Burung saja bisa di konteskan tiap minggu, tanaman mestinya juga bisa. Ini yang perlu di biasakan petani. Dan event ini sangat fleksibel serta bisa digabungkan dengan even-even lain, seperti Kuliner, dan UKM lainnya. Jika di laksanakan bekerja sama dengan Pemerintah Desa, bisa berjalan tiap bulan dan menjadi event tahunan masing – masing Desa. ” pungkasnya. [Red]

BACA JUGA :  Pemekaran DOB Wajib Pertimbangkan Keadilan dan Pemerataan di Papua.

Related posts:

Tinggalkan Balasan