Stop Bully : Pembullyan terjadi yang di sekolah ( foto ilustrasi )
EX-POSE NET. Bogor | Hai kenalin, aku Bunga (nama samaran). Di sini aku mau berbagi cerita tentang pembullyan yang aku alami saat aku pindah sekolah. Berharap kalian harus tetap semangat.
Awal cerita, saat aku berusia 13 tahun, aku di pindahkan orangtua ku ke sekolah favorite yang ada di kabupaten ku. Hari pertama sekolah yang seharusnya menyenangkan malah sebaliknya berubah menjadi pembullyan yang tragis.
Bagaimana tidak, seorang guru bisa melontarkan kata-kata yang tidak seharusnya terucap dari mulut nya, dia berkata “punya prestasi apa kamu pindah ke sekolah ini? kok bisa-bisa nya pindah ke sekolah ini,” ujarnya.
Di situ reaksi teman-teman kelas ku langsung menoleh ke arah ku dan menatap seolah menertawakan diri aku. Rasanya malu, sedih, kesal dan campur aduk di hari pertama sekolah sebagai murid baru. Guru ku, telah membunuh karakter hidup ku.
Pulang ke rumah, aku menangis di kamar mandi, agar tidak terlihat oleh kedua orang tua ku, karena merasa sakit hati sekali dengan perlakuan guru di sekolah ku. Lalu aku berharap esok hari tidak seburuk hari ini.
Hari kedua pun tiba, aku pikir akan lebih baik tapi ternyata tidak. Akibatnya bukan saja pembullyan prestasi, tapi beberapa teman-teman cowok kelas ku menertawakan fisik (body shaming) aku karena di katakan jelek dan tidak pantas untuk di kelas tersebut.
Masih teringat jelas di pikiranku cowo-cowo di kelas ku berkata “najis, jelek banget” di tujukan kepada aku.
Ternyata, selama 3 tahun aku duduk di bangku SMP sekolah tersebut aku selalu di bully. Mulai dari di siram air, di ejek, di bentak, di jauhi dan lain-lain, yang aku rasakan sangat di lecehkan.
Tentu 3 tahun yg terasa berat bagiku, karena orangtua aku merasa ada yang berbeda dari diri ku akhirnya di bawa lah aku ke psikiater dan aku di diagnosa mengalami depresi berat.
Walaupun aku sudah lulus sekolah, efek bully itu masih ada. Namun karena aku tidak mau ‘berhenti’ aku mengambil segala sisi positive dan hikmah di balik semua itu yang akhirnya menjadikan aku kuat dan bisa hidup sampai detik ini.
Pesan untuk kalian yang mungkin pernah mengalami hal yang serupa seperti diri ku, mari bangkit dan lupakan segala hal yang menyakitkan sayangi diri kamu. Dan untuk yang pernah menjadi pembully aku mohon untuk tidak mengulang perbuatan jahat karena itu berdampak sekali terhadap mental seseorang. (*)
Penulis : adc
BACA JUGA : Warnai Hari Anak Nasional, Lapas Khusus Gunung Sindur Hadiri Acara Pemberian Remisi Anak